Beras Organik


SRAGEN - Pemerintah Kabupaten Sragen kembali  membuat terobosan. Beras super produksi petani di Sragen  siap go internasional atau diekspor pada tahun 2009 ini. Kuota ekspor yang diminta tak main-main, totalnya mencapai 11.000 ton. Jumlah itu terdiri 1.000 ton beras organik, 2.000 ton beras mentik wangi dan 8 .000 ton beras IR 64 kualitas super.
       ”Kuota yang kami minta ke Bulog sebesar 11.000 ton karena ekspor beras harus satu pintu lewat Bulog. Rencananya mulai ekspor bulan Maret tahun ini,” ungkap Staf khusus Bupati Sragen bidang pengembangan ekonomi dan UKM, Musdiman, SE, MM. Musdiman menambahkan untuk beras organik buyer yang sudah pasti adalah Jepang, sementara untuk beras super lainnya direncanakan akan diekspor keMalaysia.
       Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Pertanian  dan Ketahanan Pangan kabupaten Sragen Ir. A. Haryoto WA, MM. Menurut Ir. Haryoto kualitas beras Sragen sudah masuk standar internasional dan siap untuk diekspor. Bahkan untuk beras organik, kini sudah mendapatkan sertifikat organik dari balai sertifikasi yang ditunjuk Departemen Pertanian  dan Sucofindo
”Kami sudah rapat dengan pihak bulog minggu lalu, dan diminta untuk bersiap-siap. Apalagi pengembangan beras super di Sragen telah didukung oleh pihak ketiga  yakni PD PAL, Padi Mulya dan asosiasi padi organik. Kapan pun kami siap ekspor,” ungkapnya.
       Sentra padi organik Kabupaten  Sragen adalah di Kecamatan Tanon, Sidoharjo, Gondang, Sambirejo, Masaran, Karang malang dan Sambirejo. ”Produksi organik yang paling memenuhi standar adalah di Sukorejo, Kec. Sambirejo karena airnya langsung dari sumber,” jelasnya.
       Haryoto mengungkapkan untuk memenuhi standar kualitas beras super harus mendapatkan lulus sensor dari petugas penyuluh lapangan (PPL), yakni farm record pencatatan teknis budidaya, proses dan harganya. Apalagi dengan tujuan ekspor Jepang, beras yang diekspor harus melalui serangkaian uji yang ketat. Khusus beras organik yang akan diekspor adalah yang pure organik.
       ”Beras organik Sragen sudah dilirik oleh buyer asing, karena sejak tahun 2001 Bupati Sragen telah mencanangkan go organik.  Pada saat itu kabupaten lain belum canangkan program tersebut, bisa dikatakan Sragenlah  yang pertama kali mengibarkan bendera beras organik,” kata Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen Drs. Suharyamto,MM.
       Sementara itu Kepala Bidang Produksi, Dinas Pertanian  dan Ketahanan Pangan  Kabupaten Sragen Ir. Endar Kuswanto mengungkapkan produksi padi Kabupaten  Sragen dari tahun 2003 selalu meningkat dari tahun ke tahun. Total produksi padi Sragen pada 2006 sebesar 469.467 ton dan 2007 sebesar 487.532 ton, angka sementara pada tahun 2008 (belum termasuk angka panen terakhir) sebanyak 454.113 ton. Sedangkan target produksi padi pada 2009 sebesar 483.092 ton. Sementara produksi padi organik pada 2006 sebesar 19.439,78 ton, dan pada 2007 berjumlah 21.554,812 ton, sedangkan pada 2008 angka sementara (belum termasuk angka panen terakhir) sebanyak 29.302 ton.
       Sebelumnya, Perum Bulog menyatakan siap mengekspor beras kualitas super mulai Maret 2009 ini. Kebijakan ekspor beras tersebut diambil Bulog demi menjaga harga beras agar tetap stabil, apabila stok menumpuk dipastikan harga akan anjlok. Bulog meyakinkan Ekspor beras ini tidak akan mempengaruhi pengadaan dalam negeri, karena beras yang dipasarkan ke luar negeri kualitasnya nomor satu.
        “Rencana ekspor beras bukan untuk gagah-gagahan, tetapi dikarenakan Indonesia memang mengalami surplus dan sudah dikategorikan swasembada beras,” ungkap Direktur Utama BULOG Mustafa Abubakar dikutip dari situs Bulog.
       Menurutnya, beras kualitas super itu, seperti beras Cianjur dan aromatik yang dikenal wangi, banyak disukai di luar negeri, khususnya Jepang. Negara tersebut sudah pernah mencoba sampel beras tersebut yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
       ”Saat ini tengah dalam persiapan, termasuk mengatur bentuk kerja sama antara Bulog dan perusahaan yang siap mengekspor beras ke luar negeri, dan sedang menunggu izin dari Menteri Perdagangan,” jelas Mustafa.
       Mustafa menambahkan beras kualitas super itu banyak tersedia, tetapi pangsa pasar di Indonesia sangat terbatas, hanya untuk konsumsi restoran, kalangan atas serta hotel-hotel.  Oleh karena itu, pada tahun ini diharapkan mampu disisihkan untuk memenuhi pangsa pasar ekspor.
       Mustafa mengungkapkan, sejak tahun 2008, Indonesia tidak lagi impor beras karena BULOG berhasil membeli beras petani untuk pengadaan sebanyak 3,2 juta ton.
       Mengenai pengadaan pangan nasional 2009, ia mengatakan, ditargetkan mencapai 3,8 juta ton beras. Jumlah tersebut lebih tinggi dari realisasi pengadaan tahun 2008 yang hanya sekitar 3,2 juta ton beras. ”Kita optimistis pengadaan tahun 2009 sebanyak 3,8 juta ton beras bisa tercapai,” katanya. Untuk itu, pada musim tanam tahun ini diharapkan tidak ada kemarau panjang, banjir besar, dan serangan hama yang bisa menggagalkan penen.
       Lebih jauh dijelaskannya, apabila hal itu sudah dicapai, maka Indonesia memungkinkan membantu negara-negara tetangganya dalam memenuhi kebutuhan pangannya, terutama negara Filipina, Malaysia, dan Timor Leste.  (Nti)  

sumber : http://www.sragen.go.id

Mau Mengkonsumsi Beras Organik silahkan pesan Kesini .